Jumaat, 4 September 2009

Nafsu durjana

Mencari cinta

Di bumi kuberdiri
Dipayungi langit nan tinggi
Kumencari cinta sejati
Yang kekal dan abadi

Dan kupasti cinta itu
Hanya pada-Mu oh Tuhanku
Tertumpahnya segala rindu
Yang kudus seputih salju

Jika tiada kasih dan rindu
Pada-Mu oh Tuhan Yang Satu
Dunia yang indah terbentang luas
Bagai dirundung awan hitam

Namun hamba insan lara
Terbias jua cinta dunia
Yang palsu dan memperdaya

Semoga kasih dan rindu itu
Kan bersatu di dalam kalbu
Merimbun mekar di hati
Seharum wangian kasturi

Selasa, 1 September 2009

Berapa jumlah rakaat tarawih ?


Pertanyaan :


Assalamu'alaikum

Ustadz, sholat tarawih yang bener 8 rakaat atau 20 ? Kalo kita misal ikut yng 20 trus pas 8 rakaat keluar boleh gak ?
makasih sebelumny


Jawaban :


Wa’alaikumus salam warohmatullahi wabaraakatuhu.

Alhamdulillah washolaatu wassalaamu ‘alaa Rosulillah wa’alaa aalihi washohbihi wa ba’du:


Sholat tarawih tidak dibatasi jumlah rakaatnya secara wajib, seandainya seseorang sholat sepanjang malampun boleh, seandainya sholat dua puluh atau lima puluh rakaatpun boleh, berdasarkan sabda Rasulullah shallawahu ‘alaihi wasallam :

عن ابن عمر قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : " صلاة الليل مثنى مثنى فإذا خشي أحدكم الصبح صلى ركعة واحدة توتر له ما قد صلى "

Dari Ibnu Umar radhiallahu anhu berkata : Rasulullah shallawahu ‘alaihi wasallam bersabda : “ sholat malam itu dua, dua maka apabila salah seorang dari kalian kuatir datangnya waktu subuh, hendaklah dia sholat satu rakaat untuk mengganjilkan rakat yang telah dia sholatkan“. HR Bukhari dan Muslim.


Akan tetapi jumlah raka’at yang paling afdhol adalah yang dilakukan oleh Rasulullah shallawahu ‘alaihi wasallam, yaitu sebelas raka’at atau tiga belas raka’at, karena Ummul Mu’minin ‘Aisyah radhiallahu anha pernah ditanya : bagaimana Rasulullah sholat malam di bulan Ramadhan ? maka beliau menjawab : tidak lebih dari sebelas raka’at baik dibulan Ramadhan maupun diluar bulan Ramadhan “. Akan tetapi hendaklah sholat dilakukan sesuai dengan syar’ie, yakni dengan memanjangkan bacaan, ruku’, sujud, dan berdirinya sesudah ruku’ dan duduk diantara dua sujud, tidak seperti yang dilakukan kebanyakan orang hari ini, yaitu imam sholat dengan cepat tanpa tuma’ninah sehingga makmum tidak bisa mengamalkan apa yang seharusnya, padahal imam adalah kepemimpinan, dan seorang pemimpin wajib mengerjakan yang lebih bermanfaat dan lebih baik untuk yang dipimpinnya.


Namun apabila kita sholat tarawih dibelakang imam yang sholat dua puluh raka’at, maka yang sesuai dengan sunah adalah mengikuti imam, karena ketika kita keluar sebelum selesai imam maka kita tidak mendapatkan pahala sholat sepanjang malam sebagaimana sabda Rasulullah shallawahu ‘alaihi wasallam :


عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ صُمْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ يُصَلِّ بِنَا حَتَّى بَقِيَ سَبْعٌ مِنْ الشَّهْرِ فَقَامَ بِنَا حَتَّى ذَهَبَ ثُلُثُ اللَّيْلِ ثُمَّ لَمْ يَقُمْ بِنَا فِي السَّادِسَةِ وَقَامَ بِنَا فِي الْخَامِسَةِ حَتَّى ذَهَبَ شَطْرُ اللَّيْلِ فَقُلْنَا لَهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَوْ نَفَّلْتَنَا بَقِيَّةَ لَيْلَتِنَا هَذِهِ فَقَالَ إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الْإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ ثُمَّ لَمْ يُصَلِّ بِنَا حَتَّى بَقِيَ ثَلَاثٌ مِنْ الشَّهْرِ وَصَلَّى بِنَا فِي الثَّالِثَةِ وَدَعَا أَهْلَهُ وَنِسَاءَهُ فَقَامَ بِنَا حَتَّى تَخَوَّفْنَا الْفَلَاحَ قُلْتُ لَهُ وَمَا الْفَلَاحُ قَالَ السُّحُورُ

Dari Abu Dzar radhiallahu anhu berkata : kami puasa bersama Rasulullah shallawahu ‘alaihi wasallam sedang beliau tidak sholat bersama kami sampai malam ke dua puluh tiga dari bulan Ramadhan, beliau sholat bersama kami ketika telah lewat sepertiga malam, kemudian beliau tidak keluar sholat pada malam kedua puluh empat, lalu beliau sholat bersama kami pada malam kedua puluh lima ketika telah berlalu setengah malam, lalu kami berkata kepada beliau : yaa Rasulullah seandainya anda sholat lagi bersama kami samapai akhir malam ini ? maka beliaupun bersabda : “ barangsiapa sholat bersama imam sampai imam selesai maka ditulis untuknya pahala sholat sepanjang malam “.


Hadits dikeluarkan oleh Imam Ahmad ( 5/159 ), Abu Dawud ( 1375 ), Nasa’ie ( 1/ 238 ), Ibnu Majah ( 1327 ), dan Turmudzi ( 1/ 154 ) dan beliau berkata : hadits ini hasan shahih .


Hadits ini juga dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam kitab “ sholatu tarawih “ dan beliau berkata : secara dhohirnya hadits ini menunjukkan fadhilah sholat qiyamu Ramadhan bersama imam dan ini dikuatkan oleh pernyataan Abu Dawud dalam “ Al Masail ” : ( hal : 62 ) beliau berkata : aku mendengar Imam Ahmad ditanya : apakah anda lebih menyukai seorang sholat berjamaah di bulan Ramadhan atau sendiri ?
Beliau menjawab : aku lebih suka sholat bersama imam ( sampai sholat witir ).
Begitu pula ketika beliau ditanya : apakah dia mengakhirkan sholat tarawih ?
Beliau menjawab : sunahnya bersama kaum muslimin. ( sholat tarawih : syaikh Albani hal : jilid 1/15).


Hadits diatas secara dzahirnya hanya berlaku untuk sholat tarawih saja, tidak untuk sholat yang lain.

Hikmahnya adalah supaya kita tetap bersama imam. Ini dikarenakan para sahabat radhiallahu anhum dahulu selalu mengikuti imam mereka dalam perkara tambahan diluar syarie dalam satu sholat, yaitu ketika mereka bersama Amirul mukminin Utsman bin Affan radhiallahu anhu ketika beliau menyempurnakan sholat di Mina ketika haji, yakni sholat empat raka’at, padahal Nabi shallawahu ‘alaihi wasallam dan Abu Bakar, Umar , dan Utsman radhiallahu anhum pada awal khilafah beliau, sampai berlalu delapan tahun, mereka sholat hanya dua raka’at, kemudian beliau sholat empat raka’at, dan para sahabat mengingkari hal itu, namun mereka tetap mengikuti beliau sholat empat raka’at, menunjukkan kesungguhan mereka dalam mengikuti imam.


Inilah yang difatwakan oleh Syeikh Utsaimin rahimahullah.


Begitu juga seandainya imam sholat sebelas raka’at, dan kita ingin sholat dua puluh raka’at, maka yang paling afdhol kita mengikuti imam sampai selesai dan tidak perlu menambah raka’at lagi karena mudah-mudahan kita sudah mendapat pahala sholat sepanjang malam, sedangkan waktu yang ada bisa kita gunakan untuk membaca atau menghafal Al-Quran, atau membaca kitab untuk menambah ilmu kita, maka itu juga termasuk amal kebajikan yang harus kita perbanyak terutama dibulan Ramadhan.


Yang paling afdhol adalah kita sholat dimasjid tempat kita tinggal, namun apabila ditempat itu imam sholatnya tidak sesuai syarie, seperti sholat dengan cepat tanpa thuma’ninah, maka yang afdhol kita mencari tempat lain yang lebih bagus sholatnya, kalau itu menyulitkan maka lebih afdhol kita sholat dirumah berjamaah bersama keluarga diimami oleh yang baik sholat dan bacaannya, itu karena sholat tarawih dimasjid sunah muakad, menjaga thuma’ninah dalam sholat hukumnya wajib.


Wallahu a’lam bishowab.


(Ust Abu Roidah LC/voa-islam. com)